Ganti menteri ganti kurikulum begitu kira-kira adagium yang melekat dalam benak masyarakat ketika dihadapkan dengan pergantian menteri, khususnya menteri pendidikan. Kurang lebih sudah lima bulan Anies Baswedan lengser dari jabatannya (27 Juli 2016) sebagai Mendikbud yang kemudian digantikan dengan Muhajir Effendy, mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Bukan tanpa alasan jika mendikbud baru menggagas sistem FDS. Menurutnya, penerapan sistem FDS diharapkan bisa membangun karakter siswa dengan memberikan program tambahan di sekolah. Ketika orangtua sibuk dengan pekerjaanya, alangkah baiknya anak berada di sekolah dibawah bimbingan guru, dari pada sendiri di rumah sangat riskan bagi pertumbuhan sikap dan perilaku anak. Anak tanpa pengawasan orangtua cenderung liar dan mudah berperilaku negatif. Begitu kira-kira pandanganMuhajir Efendy dengan FDS-nya...
Di penghujung tahun 2016, siswa madrasah kembali mengukir prestasi. Capaian ini terasa lebih istimewa karena berskala internasional. Adalah Arkananta Rasenderiya, siswa MTsN 1 Malang ini berhasil meraih dua medali sekaligus pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) yang berlangsung di Bali, 2 – 11 Desember 2016. Siswa kelahiran Malang tahun 2002 ini meraih medali perak individu dan medali perak kelompok.
Even IJSO diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud. IJSO diikuti 276 peserta dari 48 negara, di antaranya: Taiwan, Cina, Jerman, Indonesia, Korea Selatan, Rusia, Belanda, Azerbaijan, Argentina, Arab Saudi, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, Vietnam, Georgia, Irlandia, Turki, Brazil, Makau, dan beberapa negara lainnya.
“Untuk mengikuti ISJO ini, saya menempuh seleksi yang panjang. Dari tingkat madrasah, kota, provinsi hingga di OSN (Olimpiade Sains Nasional) 2016. Alhamdulillah di OSN 2016, saya meraih medali perunggu,” ungkap putera pasangan Didin Yumar Lesmono dan Suharlina ini di Malang, Senin (12/12).
Menurutnya, para pemenang OSN 2016 dipanggil untuk mengikuti latihan nasional atau training center (TC) selama tiga setengah bulan. TC berlangsung dari bulan Agustus di tiga tempat berbeda, yaitu: Bogor, Bandung, dan Jakarta. Proses TC ditangani langsung oleh para ahli olimpiade.
TC ini sekaligus menyeleksi peserta menjadi 30 besar, lalu 15 besar, dan kemudian diambil 12 besar untuk mengikuti ISJO ke-13 di Bali. “Alhamdulillah saya termasuk salah satu dari 12 peserta dari Indonesia. Tentu, prestasi ini datangnya dari Allah Swt. Saya berterimak kasih kepada kedua orangtua, guru dan teman-teman atas doanya,” tutur Arkananta polos.
Sebagai peraih medali perak di ISJO, Arkananta mendapatkan uang pembinaan sebesar 10 juta. Selain medali perak individu, Arkanannta juga meraih medali perak kategori tim. Arkananta tergabung dalam Tim Indonesia A yang beranggotakan tiga siswa. Selain dirinya, ada Nixon Widjaja dari SMPK IPEKA Plus BSD dan Raymond Valentino dari SMP Santo Carolous. Tim ini mendapatkan medali perak sebagai the eksperimen dan karenanya berhak atas uang pembinaan sebesar 10 juta.
Kegiatan ISJO ke-14 tahun 2017 akan digelar di Belanda. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun dengan tuan rumah bergantian, dari satu negara ke negara lainnya.
Comments
Post a Comment